Selasa, 14 September 2010

Tentang Frank Zappa




“Rock jurnalis adalah orang yang tidak dapat menulis. Mempersiapkan dasar dari sebuah cerita untuk sebuah interview pada orang yang tidak dapat berbicara, dalam rangka untuk menghibur orang yang tidak dapat membaca.” Frank Zappa berfikir dan menyatakan membenci press musik. Dia juga kemungkinan memberikan interview kepada orang lain selain dari Paul McCartney. Ini semua merupakan bagian dari ketidak beruntungannya dari pengalamannya dengan perusahaan rekaman. Dia merasa bahwa dia harus menerbitkan rekamannya dan perjalanan untuk dirinya sendiri. Selanjutnya.nanti, setelah dia memulai perusahaan rekamannya sendiri, dia tidak dapat membayar uang suap untuk membayar rekamannya supaya bisa masuk radio. Dan jalan satu-satunya untuk menerbitkan adalah dengan cara memberikan interview. Sebenarnya Zappa selalu mempunyai banyak kata dalam banyak bidang. Opininya dalam bidang politik banyak menjadi buah bibir semenjak Mothers of invention di mulai. Dalam mencapai puncak kemenangan dalam pencalonan dirinya dalam pemilihan Presiden pada tahun 1992. Awal dari karirnya Zappa memberikan interview terpanjang dan mendetail kepada press bawah tanah. Setelah itu dia memberikan interview yang terbaik kepada majalah bulanan dengan cemerlang yang ditujukan kepada musisi. Bahkan beberapa diantaranya dia tulis. Buku ini berisikan kutipan yang diambil dari sekitar 100 sumber, termasuk transkrip interview dari berbagai radio. Zappa menceritakan tentang keseluruhan awal dari perjalanan karirnya. Yang paling menyenangkan dari buku ini dapat menembus secara keseluruhan kronologisnya sehingga dapat mejadi Autobiografi.
Terbitan terbaiknya menembus Moscow pada akhir tahun 80 an dan Prague pada akhir 90 an.
Menjadi pusat perhatian dari non musik press dan banyak dari kutipan yang dipakai disini yang berasal dari bisnis press. Akhirnya, kerena Zappa sama seperti yang lain dia juga berubah dengan jalannya waktu, kutipan berlaku.

Membahas Frank Zappa Bersama Klab Klassik

 
Gambar diambil dari sini
 
Ini seperti sebuah pengumuman, tapi sebenernya bermuatan alasan. Minggu tanggal 14 Februari nanti, bertepatan dengan Valentine dan Imlek, KlabKlassik akan mengadakan diskusi. Diskusi itu membahas soal musik kontemporer. Lebih spesifik lagi, diskusi nanti akan membahas soal komposer berkebangsaan Amerika, namanya Frank Zappa. Siapakah Zappa?

Jelas, orang ini tak bisa disamakan dengan komposer musik klasik semisal J.S. Bach, Mozart, Wagner, Brahms atau Debussy. Selain jamannya berbeda, Zappa juga terdengar kurang “klasik”, musiknya njelimet, dan yang terpenting, ia baru saja meninggal. Sekitar tahun 1993 tepatnya, setelah hidup dari sejak tahun 1940. Tapi jika dicari kesamaannya antara Zappa dan komposer-komposer yang disebut di atas, maka jawabannya: Sama-sama bisa menginspirasi banyak musisi dan komposer, bahkan artis dan ilmuwan. Ya, banyak sekali musisi akhir abad ke-20 yang mengaku diinspirasi oleh kejeniusan musik Zappa, seperti Alice Cooper, Primus, Steve Vai, Mike Portnoy, Billy Bob Thornton, hingga penyanyi parodi, Weird 'Al' Yankovic. Tak hanya itu, seorang paleontologis bernama Leo P. Plas, Jr. menemukan sebuah jenis moluska pada tahun 1967, dan ia beri nama Amaroutama zappa. Seorang biologis bernama Fernando Boero, menemukan ubur-ubur yang ia beri nama Phialella zappai, dengan alasan, "Suatu kepuasan bisa menamai suatu spesies dengan nama seorang komposer besar era modern."Baik, lantas mari kita cari pembenaran, bagaimana bisa KK mengadakan sesuatu diskusi diluar “musik klasik”? Sebenarnya pertanyaan yang sulit, tapi mudah menjawabnya.

Ketika berbicara “kontemporer”, maka tak mudah mendefinisikannya, tapi boleh dibilang, kontemporer adalah semacam sikap kebaruan, yang mana punya pola pikir yang jauh ke depan, ketimbang apa yang sudah mapan. Bach, pada mulanya, adalah seorang musisi kontemporer. Kenapa? Waktu itu, yang populer adalah musik polifoni dan homofoni. Lalu Bach datang, membawa format baru, namanya kontrapung. Yakni melodi dan bas jalan bersamaan biarpun jika dipilah, mereka sebenarnya bisa berbunyi independen. Lalu Bach pun sempat dikucilkan, dianggap aneh karena musiknya, tapi lama-lama diterima juga, dan mendadak jadi sebuah simbol jaman tertentu. Begitupun nasibnya dengan Mozart, Brahms, Debussy atau John Cage. Jadi jika membicarakan Zappa, apakah KK sedang membicarakan sesuatu di luar konteks musik klasik? Dimana yang menjadi tren ketika membicarakan musik klasik, adalah selalu soal Bach dan rekan-rekannya. Tentu bukan soal apakah KK ahli juga dalam membicarakan Zappa dan kontemporerisme. Tapi setidaknya, berusaha, membuka diri terhadap wawasan-wawasan baru, ketika musik klasik dianggap eksklusif dan berkutat di ranah itu-itu saja. [Syarif Maulana]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar